Thursday 27 October 2016

Memaafkan Itu Bukan Untuk Orang Lain

Memaafkan itu berat


Berat bagi mereka yang terlalu fokus pada kesakitannya, pada penderitaannya. Sehingga yang dipikirkannya adalah akibat yang dilakukan orang lain padanya. Akibat yang menyengsarakan dan membuat hidupnya jadi berbeda. 
Akhirnya timbul dendam dan rasa marah dalam jiwanya. Yang ada hanya keinginan untuk membalas perlakuannya dengan sesuatu yang sama atau bahkan lebih menyakitkan agar dia tahu apa yang dirasakannya saat ini. Tak ada kepuasan dalam jiwanya sebelum dia memberi pelajaran pada mereka yang telah menyakitinya. Hidupnya tak akan pernah tenang karena hanya fokus pada kemarahan dan dendam yang perlu dilampiaskan.

Semua orang pernah berbuat salah pada kita, sebagaimana kita juga pernah berbuat salah pada orang lain. Seperti halnya kita ingin dimaafkan saat melakukan kesalahan, orang lain pun menuntut hal yang sama pada kita. Mereka ingin dimaafkan. Karena maaf kita membuatnya hidup tenang dan sedikit mengurangi rasa bersalahnya..

Tapi kadang kata maaf begitu berat untuk terucap. Memberi maaf pun terasa sulit untuk dilakukan karena rasa ego yang begitu besar pada diri setiap orang.




Apa kata quotes?


FORGIVENESS ISN'T SOMETHING 
WE DO FOR OTHER PEOPLE
(Memaafkan bukanlah sesuatu yang kita lakukan untuk orang lain)

WE DO IT FOR OURSELVES
(kita memaafkan untuk diri kita sendiri)

TO GET WELL AND MOVE ON
(agar merasa tenang dan bisa melanjutkan hidup)


Pengen hidup tenang?


Banyak-banyaklah memaafkan.
Saya pernah membaca kisah seorang ibu yang putrinya meninggal dengan sadis setelah dimutilasi dan terlebih dahulu diperkosa. Meskipun akhirnya pelakunya tertangkap dan harus mendekam di penjara seumur hidupnya ibu itupun memaafkan bahkan mendoakan pelakunya.
Bagi kita yang melihat persoalan ini pasti berpikir kok bisa sih ibu itu memberikan maafnya bahkan mendoakan pelakunya agar menjadi manusia yang lebih baik setelah apa yang dia lakukan pada putrinya, darah daging yang dicintainya dengan sepenuh hati? Saat ditanya bagaimana dia bisa memaafkan pelaku yang begitu kejam pada putrinya? Dia hanya menjawab singkat, "saya ingin tenang dan melanjutkan hidup." Perasaan marah dan dendam tak akan menghidupkan kembali putrinya. 

Ya.. kita kadang-kadang sangat susah memaafkan mereka yang menyakiti kita. Padahal memaafkan itu bukan untuk orang lain tapi untuk diri kita sendiri. Memaafkan membuat kita melepaskan emosi negatif dan kemarahan pada orang lain sehingga berujung pada ketenangan dan penerimaan. 

Dengan memaafkan artinya kita menerima kenyataan bahwa seseorang meyakiti kita. Pilihannya adalah ingin terus merasa sakit atau ingin melanjutkan hidup dan melupakannya? Disakiti adalah kenyataannya tapi terus menderita karenanya itu pilihan.
Mau terus merasa sakit dan menderita silakan hidup dalam rasa dendam dan kemarahan. Tapi jika ingin tenang dan melanjutkan hidup, maafkan mereka yang berbuat salah (meski mereka gak minta maaf). 

Memaafkan bukan berarti menerima perlakuan mereka tapi karena kita gak ingin jadi korbannya terus menerus. Kita disakiti kemudian merasa sakit, artinya kita sudah jadi korban perlakuan kasar orang lain. Tapi apakah kita ingin jadi korban terus menerus? Tidak inginkah kita sembuh dan keluar dari belenggu penderitaan? 

Memaafkan melepaskan rasa marah dan dendam dengan pengampunan dan pemahaman. Bahwa tak ada manusia yang sempurna. Justru kesalahan itulah yang memanusiakan kita. Masalahnya bisakah kita berdamai dengan kesalahan itu? Karena kesalahan akan terus ada sepanjang peradaban umat manusia..

Jadi maafkanlah mereka yang menyakitimu semata-mata untuk mengembalikan keceriaan dan kebahagiaanmu. Jangan biarkan kesalahan orang lain merenggut ceriamu. Bahagiamu sepenuhnya ada di tanganmu. Kamu mau bahagia? Buka hati untuk memaafkan...bukan untuk orang lain tapi untuk dirimu.

Salam...

No comments:

Post a Comment