Friday 4 November 2016

Jangan Ngajarin Anak Untuk Kaya

Kaya itu penting tapi bukan yang terpenting


Siapa sih yang gak pengen jadi kaya? Kita kerja keras banting tulang setiap hari tujuannya biar bisa kaya. Mengapa mesti kaya? Kaya identik dengan kenyamanan, kebahagiaan karena kita bisa beli apapun yang kita inginkan. Miskin itu gak enak, menderita dan gak bahagia. Itulah pandangan orang awam.

Kekayaan itu memang penting. Banyak hal yang bisa kita lakukan jika kita kaya. Kita bisa beli apapun yang kita senangi. Kita bisa membeli dan mendapatkan fasilitas terbaik, pendidikan terbaik, paket liburan yang wah, kendaraan keluaran terbaru. Tak ada yang membatasi kita untuk berbuat, karena kita punya sarananya, yaitu uang. Kita bisa bantu mensejahterakan orang lain, bantu meningkatkan taraf hidupnya dengan bantuan modal tanpa bunga bahkan gratis..

Tapi kekayaan bila tak dikelola dengan baik bisa menjadi bumerang. Bisa mengakibatkan rasa angkuh, sombong, meremehkan dan pemilih bagi pemiliknya. Rasa ketakutan yang berlebihan akan kehilangan harta bikin sebagian orang kaya paranoid. Rasa pelit yang berlebihan, ogah berbagi, karena merasa hartanya hanya untuknya seorang. Orang lain kalo pengen ya..harus berusaha sekeras dirinya.. Banyak hal juga yang tak bisa dibeli dengan uang seperti persahabatan yang tulus, keluarga bahagia yang sehat dan rukun dan lain sebagainya..





Apa kata quotes?


DON'T EDUCATE YOUR CHILDREN TO BE RICH
(jangan ngajarin anak untuk kaya)

EDUCATE THEM TO BE HAPPY
(Ajarin mereka untuk bahagia)

SO THEY KNOW THE VALUE OF THINGS 
NOT THE PRICE
(Agar bisa menghargai nilai sesuatu bukan harganya)


Jangan ngajarin anak untuk kaya


Boleh-boleh saja nganjurin anak untuk mengejar cita-citanya, menjadi sukses dan mapan secara finansial, tapi ingatkan bahwa gak semua hal bisa dibeli dengan uang dan gak semua hal harus dinilai dengan uang. Ada nilai-nilai yang terkandung pada sesuatu yang gak bisa diukur dengan uang.

Perhatian, kasih sayang, waktu, kesempatan, persahabatan, semua gak bisa dibeli dengan uang, gak bisa diukur pake uang dan bisa dibandingkan dengan materi. Ajari anak-anak tentang nilai uang, bagaimana menggunakannya untuk membantu kita mencapai tujuan. Uang itu sesungguhnya bukan tujuan tapi alat untuk mencapai tujuan. Karena fungsinya hanya alat maka dipake untuk ngejar tujuan yang lebih penting, bukan dikejar untuk dikumpulin dan dipake bermewah-mewah.


Ajarin anak untuk bahagia



Bahagia dengan keadaannya, bersyukur akan nikmat yang didapatnya. Karena kebahagiaan itu bisa membuat seseorang mengeluarkan potensi terbaiknya. Hanya orang bahagia yang bisa berbuat banyak untuk hidupnya dan hidup orang lain. Sebaliknya orang yang gak bahagia boro-boro mau membahagiakan orang lain / berbagi kebahagiaan wong dirinya saja gak bahagia kok. Mereka ini cenderung sibuk dengan penderitaannya, fokus pada ketidakbahagiaannya sehingga hidupnya dipenuhi dengan keluh kesah dan keegoisan.

Kaya bukan jaminan kebahagiaan. Banyak orang kaya yang hidupnya menderita, bercerai, mengkonsumsi obat penenang atau narkoba untuk menenangkan diri, mabuk-mabukan untuk menghindari kenyataan dan terus berada dalam mimpi, bahkan banyak yang bunuh diri. Mengapa? Karena uang dan harta gak bisa membahagiakan seseorang. Mungkin keliatan dari luar dia hidup nyaman tapi di balik kenyamanan itu tersimpan penderitaan yang gak semua orang tau.

Seseorang berharga bukan karena dia punya banyak uang, bukan karena dia mampu beli apa aja, bukan karena dia berlimpah harta tapi karena dia bermanfaat bagi sesama. Mungkin saja dia gak kaya, mungkin saja dia hidup sederhana tapi kalo hidupnya penuh manfaat, dialah orang yang paling beruntung dan berbahagia.

Miskin dan sederhana itu beda. Miskin itu pilihan hidup tapi sederhana itu gaya hidup. Miskin itu pilihan karena manusia bisa berusaha agar bisa memenuhi kebutuhannya, bisa kerja, bisa bisnis, bisa apa saja buat ngasilin duit, cuma orang malas saja yang ogah. Sementara sederhana, dia punya sumberdaya dan mampu buat bergaya borju, beli barang bermerk dan hidup mewah tapi itu gak dia lakukan. Bukan karena gak mampu tapi itu gak sesuai dengan prinsip yang dianutnya. 

Orang kaya yang sesungguhnya gak perlu pamer harta buat dibilang kaya. Gak butuh pengakuan dari orang lain. Karena dia cukup tahu kalo dirinya punya duit, mampu memenuhi kebutuhannya dan mampu buat nolong orang lain yang membutuhkan. Bukan kuantitas yang penting baginya tapi kualitas harta yang dimilikinya. Harta dan kekayaan yang berkualitas bukan karena dia bermerek ternama, limited edition dan harganya selangit tapi karena memiliki kemanfaatan yang luar biasa bagi pemiliknya dan bagi orang lain.

Hanya orang miskin yang butuh diakui kalo dia itu kaya.. Butuh pengakuan dari sekitarnya, "eh gue kaya loh, jangan salah." Orang seperti ini biasanya sombong karena mengidentikkan harga dirinya dengan uang di kantong dan harta bendanya.. Dia pun menilai orang dengan sudut pandang yang sama. Mereka ini sesungguhnya miskin, mentalnya yang miskin.

Ajari anak buat mencapai cita-citanya tanpa harus menjadi sombong, angkuh dan tinggi hati. Nilai seseorang bukan diliat dari seberapa banyak harta yang dikumpulkannya, tapi seberapa banyak manfaat yang bisa dia berikan bagi orang di sekitarnya. Kalo dia punya harta, akan dia manfaatkan harta itu untuk sesama, untuk memberi makna bagi hidupnya dan hidup orang lain..
Dia tahu kalo dia telah berbuat untuk sesama..

Salam...

No comments:

Post a Comment