Thursday 29 December 2016

Gak Masalah Kalo Marah, Asal..

Marah itu wajar.


Gak ada orang yang gak pernah marah. Bahkan nabi sendiri yang hatinya suci pun tak lepas dari rasa marah. Karena marah itu manusiawi. Kita punya emosi yang kadang menempatkan kita di posisi terjepit sehingga lepas kontrol dan jadi marah. Sesuatu atau seseorang bisa nyakitin hati kita dengan atau tanpa disengaja. Keadaan bisa membuat kita gak puas dan jadi marah. 

Manusia itu lemah. Kadang gak bisa mengontrol emosinya. Kemarahan dianggap luapan hati yang meledak keluar dalam bentuk emosi yang menggila. Marah membuat akal sehat tumpul, gak sadar. Karena bukan akal sehatnya yang memimpin saat dia marah, tapi nafsunya. Ya.. manusia itu gak ubahnya seperti hewan yang berakal. Tapi kadang akalnya gak dipake saat marah. Kalo dipake orang gak bakal marah. Karena saat marah orang jadi gak beradab, lebih menyerupai (maaf) binatang. 

Itu sebabnya mereka yang marah bisa tanpa beban melempar barang, menghancurkan benda, menganiaya sampe menghilangkan nyawa orang lain, demi melampiaskan amarahnya.



Apa kata Quotes?


IT'S OKAY TO BE ANGRY
(Oke saja kalo marah)

IT'S NEVER OKAY TO BE CRUEL
(Yang gak oke itu kalo jadi bengis, brutal dan kejam karena marah)


Gak masalah kalo marah, asal...


Gak merusak, gak menganiaya, gak merugikan orang lain. Marah boleh saja, silakan saja, tapi kontrol kemarahan itu agar gak berdampak sama orang lain. Berapa banyak orang yang terpaksa berurusan dengan aparat / hukum hanya karena gak bisa mengontrol kemarahan sehingga merugikan orang lain. Orang pasti gak terima dong diperlakukan seenaknya sama kita, hanya karena kita marah? Kita bisa marah, mereka juga bisa !

Hanya karena marah bukan berarti kita harus bertindak di luar batas. Marah gak berarti boleh seenaknya. Marah gak jadi pembenaran atas sikap kejam, bengis, brutal dan membabi buta. Marah itu oke, yang gak oke itu sikap kejam saat marah. Kita marah sama orang lain bukan berarti kita harus menganiaya atau membunuhnya? Yang membuat kita marah adalah sikapnya, bukan orangnya. Dan dia sebagaimana kita, bisa khilaf, bisa salah. Bukankah dia bisa diberi kesempatan untuk meminta maaf dan memperbaiki sikapnya? Kalo pun dia gak bersedia meminta maaf dan gak ingin memperbaiki sikapnya, bukankah dia sendiri yang rugi? Kenapa kita mesti ikutan menghukumnya? Urusan dosa adalah urusan Tuhan, bukan urusan kita. Gak usah sibuk menghitung dosa orang lain sementara kita sendiri pun banyak dosa !

Jadi kejam, bengis, jahat dan brutal saat marah gak akan memperbaiki keadaan, malah memperburuk suasana. Barang yang kita hancurkan gak salah apa-apa. Kenapa harus jadi korban hanya karena kita marah? Orang yang jadi penyebab kemarahan bisa saja sedang khilaf, sedang ada masalah, sedang punya problem sehingga gak sengaja menyinggung perasaan kita? Jika kita membalas mereka yang nyakitin hati dengan lebih jahat, lalu apa bedanya kita dengan mereka? Mereka mungkin jahat tapi kita bisa jadi lebih jahat? Orang baik itu memaafkan bukan membalas. Memaafkan gak berarti kita menerima perlakuannya, hanya karena kita ini gak sama dengan mereka, kita ini lebih baik. Memaafkan itu bukan untuk mereka tapi untuk kita.

Memaafkan nunjukin kalo kita jauh lebih baik, jauh di atas mereka. Maafkan atas kesalahannya dan lupakan kalo dia pernah ada. Dia nyakitin dan bikin marah kita adalah kenyataannya. Pilihannya adalah melampiaskan kemarahan secara membabi buta atau marah kemudian memaafkannya. Energi yang dipake sama besarnya tapi dampaknya beda. Tinggal kamu yang memilih, mau marah dengan kalap atau marah yang elegan.


Salam..

No comments:

Post a Comment